ORIENTATION MOMENT AND BEYOND THE STORY

Riang, ayun langkah melewati Kelas II A ….. suara suit2 gemuruh membahana di kelas yang dihuni 45 siswa siswi saat itu ( ya 21 tahun lalu) …, masa-masa Masa Orientasi Sekolah waktu itu, entah kenapa sedemikian menariknya kehadiran Susi ini di SMEA Pdan Klaten di pertengahan tahun 1987.

Lebih memalukan lagi… satu dua bulan masa MOS sudah selesai…., kok coretan nama-nama di sepanjang tembok belakang sekolah sedemikian maraknya nama tertulis SUSI…. SUSI.. SOESHI… SHU SHI….

Ketua Osis bertindak, memanggil kehadiranku di ruang BP. Mengorek keterangan dariku…. Pemilik nama Sushi satu-satunya di sekolah waktu itu (tahun 1987). Ketua OSIS yang belakangan aku ketahui bernama lengkap LAZYMAN itu hanya cukup menanyakan, apakah kamu kenal dengan penulis coretan-coretan di belakang tembok sekolah kita itu???
“Oh tentu saja tidak kak!” jawabku sedikit takut…. Ketua Osis ini juga yang pada akhir sekolahnya menjadi sangat dekat denganku. Ya… kuingat lagi namanya Lazy….

Keesokan harinya OSIS mengerahkan anggotanya untuk membersihkan coretan-coretan tembok belakang sekolah dengan mengecatnya, agar terlihat bersih dan terbebas dari coretan-coretan tangan-tangan jahil……

Itu tak berlangsung lama, 1 minggu kemudian… ada lagi tulisan2 usil di tembok belakang sekolah. Masih berkaitan dengan SUSI.
Pembina OSIS turun tangan….. di ruang beliau, aku dipanggil. Wajahnya tidak memancarkan marah, apalagi geram (seperti yang aku bayangkan, dibalik ketakutanku yang teramat sangat). Beliau senyum-senyum penuh makna. Badannya yang sedikit tambun dan bentuk helaian rambutnya yang khas jatuh di dahi… masih aku ingat hingga kini.
“Susi….. tinggal di mana Sus??”… Saya memanggilmu ke sini karena penasaran saja,,,, siapa Susi yang dimaksud!!! Oh rupanya anaknya sangat manis……” Sus tahu ngga siapa penulis-penulis sialan di tembok belakang sekolah kita itu????”

“Saya tidak tahu Pak!” singkat jawabku… mataku tidak berani menatap matanya…. Pandanganku jatuh pada rok abu abu yang baru 3 minggu lalu aku selesai jahitkan di salah seorang tailor termasyur di kampungku… seragam yang baru dan aku bangga memakainya…. Akhirnya aku sudah menginjakkan bangku SLTA …

Benar adanya………..aku baru beberapa bulan bergabung di sekolah ini akan tetapi jadi merasa bersalah karena sudah banyak menimbulkan masalah… terutama soal kebersihan tembok sekolah……… Meski aku sadari benar ini bukan murni kesalahanku belaka…. SAlah mereka sendiri kenapa terinspirasi mencorat coret tembok dan mencantumkan namaku……. Menulis namaku…. SUSHI…. Hanya seorang Susi yang tidak ada istimewanya sama sekali….. Apa hebatnya??? Mendingan menuliskan Nama Pahlawan atau Tokoh yang telah mengentaskan bangsa ini dari belenggu….. belenggu apa ya?? Ya belenggu apa sajalah…. Yang penting bukan namaku………………..

Tak berapa lama Beliau memanggil Ketua Osis untuk menginterogasi aku lebih lanjut.
Ups lagi-lagi harus bertemu dengan KETUA OSIS satu ini. Semakin malu saja aku ini…… Malunya….. 2 minggu lalu, kakak ini juga yang memanggilku…. Tatapan matanya penuh selidik…, geramkah dia dengan aku??.

Sambil mondar mandir Kak Lazy,menuliskan beberapa nama di papan tulis, beberapa orang yang potensial bermain corat coret nama-namaku di tembok belakang sekolah, diantaranya : SOERADJI, SULISTIO, SUMARYONO…….
“Darimana kakak tahu bahwa mereka2 ini biang keroknya?” tanyaku polos
“Kami telah melakukan investigasi lewat perwakilan OSIS per kelas!”, jawabnya nanar dan penuh gemas!
Berikutnya,” OK, kamu boleh kembali ke kelasmu!”, kami yang akan bertindak”, suaranya lantang penuh wibawa!

Hari-hari selanjutnya, bukannya Ketua Osis ini menindak pelaku perusak kebersihan lingkungan, tapi dia diam-diam mulai memperhatikanku…
Buku-buku pelajaran miliknya yang sudah tidak terpakai lagi, mulai diturunkan untukku. O oh… alangkah senangnya bapak ibuku, karena aku tak perlu lagi merepotkan mereka untuk membeli.
Dan bagusnya lagi, buku tulis ringkasan miliknyapun di kasih padaku. Oh my God… Oya, dia kan juara umum di sekolah ini… Beruntungnya aku ya, sudah dapat merebut perhatiannya….. padahal dia terkenal galak, tegas dan sedikit jaim (kata teman-teman!).

Perhatiannya pada seorang adik kelas sepertiku, sungguh melukai hati seorang hati NGATEMI. Teman satu kelasnya yang telah selama 3 tahun diam-diam memberikan perhatian lebih padanya …. Terluka hatinya… teman seperjuangannya dalam merintis OSIS dan rekan seprofesinya di organisasi yang sama…

Ya… Mbak Ngatemi sering banget memandangiku dari ujung rambut hingga ujung kaki, jika aku berjalan dengan teman2 lain menuju kantin sekolah. Tatapannya penuh misteri…., senyumnya untukkupun terasa sangat getir…..
Maafkan aku mbak, bukan maksud hatiku melukai perasaanmu. Beberapa kali berpapasan dengannya, dengan riang aku sapa,” Apa kabar mbak??”, apakah hari ini ada rapat untuk Persami minggu depan?”

“Belum tahu, coba Tanya sama ketuanya!!”… Jawabannya sedikit ketus…. Oo. Aku tahu, bukankah aku ini competitor potentialnya?

Teman satu kelas Lazy yang rajin mengantarkan surat-surat wejangan buatku adalah RUBY – Ruby tinggal sangat berdekatan denganku. Tepatnya di belakang rumah.. Setiap hari, ya hampir setiap hari aku menerima kertas surat dari sang KETUA OSIS ini. Setiap pulang sekolah buru2 aku buka surat dari Lazy, dan hatiku tiba2 menjadi seperti berbunga2 tiada henti……..
Nama Sulis,Soeradji dan lain2 mulai tersingkir…… teman yang satu ini membawa suasana menjadi lain.

Bicara tentang Sulistio, dia adalah satu2nya teman yang punya motor gedhe karena kekayaan orang tuanya. Badannya yang kerempeng itu tak mengecilkan niatnya untuk selalu menawariku pulang bareng dengan membonceng sepeda motor miliknya….. Ya masih ingat banget ketika melalui RUBY juga Sulis ini mengirim surat untukku…….
Jujur, aku tidak tertarik untuk membonceng hingga ke rumah. Aku lebih memilih pulang bersama teman-teman lain dengan bus sekolah, juga dengan dik Ruby…., ini juga untuk menjaga agar namaku tidak tercoreng moreng dengan cap cewek matre… cewek matre,,,,, ke laut aje!!!! apalagi sampai dipanggil lagi sama KETUA OSIS yang nota bene kekasih hatiku!!

Aku tetap naik bus bersama teman2 lain….. SURADJI pun patah hati dengan sikapku… Maaf ya, meski kamu dengan susah payah mengirim lagu2 lewat Radio di Solo… dan khusus memutarnnya untukku dengan message2 yang sungguh menggelikan…..
Aku akan konsentrasi menyelesaikan belajarku dengan baik. Dan maaf juga bahwa hatiku telah terisi dengan kebaikan hati Lazy….., dan aku tak peduli pada NGATEMI yang patah hati…. Maafkan aku mbak!
Ow…ow…

Yang paling pedih untuk diingat barangkali adalah ketika, lulusan sekolah tiba, yang mana aku masih duduk di bangku kelas II. Artinya kita akan dipisahkan jarak dan waktu ……
Siang itu dia memanggilku…., seakan-akan ini adalah masalah organisasi OSIS, yang belakangan ini tersendat-sendat aktivitasnya karena kesibukan semua anggota mempersiapkan ujian…. Layaknya seorang Ketua yang dengan serius memanggil anggotanya untuk sebuah agenda rapat…, meski sesungguhnya Lazy hanya menyampaikan bahwa ke depan aku harus belajar baik2 mengingat persaingan ke perguruan tinggi sangat ketat…. Tidak seperti dirinya yang tidak mungkin dapat sekolah yang lebih tinggi lagi…. Oh, air mataku menitik saat itu. Pohon Angsana yang rimbun di depan sekolah jadi saksinya… atas kesedihanku mendengar statement-nya bahwa dia sudah cukup hanya akan bersekolah hingga tamat tahun ini ….., Ruby ada di antara kami, Rona mukanya terbawa suasana kesedihan kami siang itu….. Beberapa rekan lain mulai pulang satu per satu dengan sepeda……. Siang itu sungguh hanya menyisakan tangis ….

Beberapa buku paket kelas III yang tersampul rapi dia bungkus sedemikian rapinya dan dimasukkan ke dalam plastic.
“Ini buku paket yang tak aku pakai lagi, pakailah dik…., agar juga kau tak lupa aku. Aku belum tahu akan kemana setelah kelulusan ini!”.. ucapnya lirih.

Aku menerimanya dengan sedih. Apalagi ketika melihat matanya menerawang ke langit…….
Di antara buku paket2 itu terselip amplop putih….. , oh itu barangkali surat terakhirnya untukku. Karena setelah kelulusan ini tidak akan pernah lagi kami bisa ketemu……. Cuma jabat tangan yang hangat dan penuh haru siang itu…. Juga Ruby… teman belakang rumahku yang sudah hampir 2 tahun selalu pulang dan pergi bersama-sama…… juga sebagai courier untuk pertemanan kami yang sangat indah…….

(Selanjutnya… Lazy ini rajin mengirimiku surat setiap satu bulan sekali, dia bekerja di sebuah pabrik di Tangerang entah pabrik apakah namanya. Yang pasti, hingga aku kuliah, surat2nya masih datang….., inti suratnya kurang lebih menceritakan kepedihannya bekerja di sebuah pabrik…. Intinya dia sangat sedih dengan prestasi rangking umum di sekolah dulu yang tak ada artinya sama sekali dengan dunia kerja yang dia tekuni saat itu…. HANYA MENJADI BURUH KASAR, DAN NOTA BENE TIDAK PERLU SEKOLAH TINGGI2 UNTUK BEKERJA DENGAN KONDISI SPT ITU)!!
C’angsana, 28 Jul 08, flash back to year 1987.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

METODE PENAMBANGAN BAWAH TANAH - UNDERGROUND

FRIENDSHIP CARING

Jakarta-Bangkok-Siem Reap