Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus 30, 2009

MENGUAK PINTUMU

Enggan berpijak dari pintu yang terkunci rapat sekian tahun, aku endapkan perasaan ini untuk menunggu, melihat kemungkinan pintu itu berderit pelan, membukanya untukku. Separuh putus asa aku berjalan lagi dan kegerahan melingkupi batinku, ternyata pintu itu tak jua terbuka, bahkan tak ada seorangpun yang berani menjamah daun pintu tersebut.... Kain ini setengah menutupi badanku, semacam baju dodot, dengan menonjolkan dada dan leher nan jenjang....., benarkah ungkapan ini. Sengaja aku kenakan kain parang rusak ini, agar wanita jawa ini menjelma menjadi sosok yang di tunggu untuk membuka pintu misteri itu.. Kemudian menemukan kamu di dalamnya, Dalam kedinginan biru tiada tara, Bergegas menutupimu dengan selimut rajut Agar segenap jiwa ragamu dapat bersatu kembali, setelah sekian lama berkecamuk pada sebuah kemurungan hidup. Menjelmalah kamu.. seperti mimpiku diujung malam.. Mengendap menemui pintu-Mu lagi, Sungguh, kini sudah terbuka lebar... namun hanya kesunyian dan senyap adanya Diman