Postingan

Menampilkan postingan dari Juli 27, 2008

ORIENTATION MOMENT AND BEYOND THE STORY

Riang, ayun langkah melewati Kelas II A ….. suara suit2 gemuruh membahana di kelas yang dihuni 45 siswa siswi saat itu ( ya 21 tahun lalu) …, masa-masa Masa Orientasi Sekolah waktu itu, entah kenapa sedemikian menariknya kehadiran Susi ini di SMEA Pdan Klaten di pertengahan tahun 1987. Lebih memalukan lagi… satu dua bulan masa MOS sudah selesai…., kok coretan nama-nama di sepanjang tembok belakang sekolah sedemikian maraknya nama tertulis SUSI…. SUSI.. SOESHI… SHU SHI…. Ketua Osis bertindak, memanggil kehadiranku di ruang BP. Mengorek keterangan dariku…. Pemilik nama Sushi satu-satunya di sekolah waktu itu (tahun 1987). Ketua OSIS yang belakangan aku ketahui bernama lengkap LAZYMAN itu hanya cukup menanyakan, apakah kamu kenal dengan penulis coretan-coretan di belakang tembok sekolah kita itu??? “Oh tentu saja tidak kak!” jawabku sedikit takut…. Ketua Osis ini juga yang pada akhir sekolahnya menjadi sangat dekat denganku. Ya… kuingat lagi namanya Lazy…. Keesokan harinya OSIS men

UNTUK PUTRA PUTRIKU TERCINTA……

Langkah kecil ini terayun gontai…, di seberang sana DIA menatap penuh kasih…. Wajah muram tertunduk… dada sesak menahan gelisah….. menekuri tanah kerontang yang tengah disiram hujan lebat ini hari …. Tangan terkepal namun tanpa daya…. Simpan rindu dendam layaknya asa terlempar Awan diatas telah berurai dan tengah pecah membuncah….. Hempaskan basah di bumi….., Andai saja, sesuatunya bisa di putar ulang…… ALLAH kau Dzat Yang Maha Tinggi, inikah tadkirMU?????? Tawa dan tangis Kau hamparkan silih berganti….. karenaMU Hamba masih tegak berdiri sampai detik ini…. Kusyukuri hidup yang Kau anugerahkan penuh warna ini…., Meski pedih ini tiada tara… meski sakit ini menusuk hingga ke dada….. Selamatkan anak-anak kami, putra dan putri kami melangkah songsong hari depannya….. Mereka demikian bening dengan tawa yang polos… jiwanya jernih….. asanya menggunung tuk taklukkan masa depan mereka Harapan kami di pundak mereka…… Cinta kami hanya untuk mereka…… Kasih sayang dan keringat kami demi mereka

EMPU….. DI UJUNG USIAMU

Empu …. Ananda datang padamu Tuk ungkapkan sesuatu, ya benar adanya. Ananda ini makhluk lemah tak berdaya Semakin tak berdaya ananda menyikapi keadaan, Mudah-mudahan dengan kedatanganku di teras rumahmu yang rimbun, Ketakberdayaan ini terobati dan sungguh…. Ingin kubangun lagi hati yang tinggal keping-keping berserak… Empu…, adakah ini semua titah Yang Maha Kuasa agar kekosongan diri ini terisi lagi? Empu, telah banyak tempaan hidup yang Nanda hadapi……, telah beruntun hujaman itu datang bertubi-tubi tiada henti, Dan kini Nanda disudutkan…. Disalahkan……, tanpa diberi kesempatan untuk membela.. meski hanya untuk sepatah kata…… Untuk itulah aku datang padamu Empu…… aku hanya ingin menyatakan pembelaan… ingat pembelaan bukan PEMBENARAN atas kesalahan ku…. Empu, Semakin derasnya cercaan dan hinaan yang datang, hati Nanda seperti terlecut dan ingin buktikan bahwasanya……, Nanda tengah memperjuangkan hidup hamba yang selama ini tersia-siakan…. Empu, maukan kau temani aku disaat nanti aku send

POLITIC AT OFFICE.....................

Politik di kantor (apapun bentuknya) yang sering ditanggapi orang dengan sikap “alergik” pada kenyataannya tidak pernah punah, bahkan merupakan realita. Kita sering tidak bersimpati dengan seseorang yang “sok bener” terutama di depan atasan, bahkan tega “menyingkirkan” semua orang yang dianggap tidak benar, apalagi membahayakan kedudukannya. Ada juga individu yang tidak kita sukai karena ia pandai sekali memanfaatkan “power”, dan bisa membuat ketergantungan atasan, atau perusahaan kepadanya, sehingga pada “timing” yang tepat, ia bisa unjuk gigi alias bermain dengan bargaining power-nya. Mengapa situasi “berpolitik” seperti ini menjengkelkan orang-orang yang berada di luar permainan? Menurut ahlinya, politik kantor ini menjadi lebih kelihatan nyata pada lembaga yang kekuatan SDM nya tidak seimbang, missal banyak yang produktif sementara banyak yang bermalas-malasan. Ada istilah “like and dislike” yang muncul karena standar kinerja yang sulit dibuktikan apalagi dhihitung, juga job descr