Postingan

Menampilkan postingan dari Januari 20, 2013

KITA SENDIRI YANG MEMILIH

Sebenarnya sudah lama saya menahan untuk tidak menulis cerita ini di blog ini. Bukan apa-apa. Cerita ini saya dengar dari Gede Prama bertahun-tahun silam, dan dalam beberapa kesempatan mendengar talk show di radio yang menampilkan narasumber paten, cerita ini diulang-ulang. Dalam pikiran saya, cerita ini mungkin sudah terkenal. Tapi yang bikin saya heran, setiap kali saya tanya peserta training, mereka hampir tidak pernah mendengar. Kalaupun ada, paling satu-dua saja. Inilah yang membuat saya akhirnya memutuskan sekarang menulis cerita ini. Semoga pahala dari kebaikan cerita ini mengalir kepada narasumber-narasumber sebelumnya, khususnya Pak Gede Prama, sang penutur kejernihan Indonesia. Cerita ini tentang 'tahi sapi'. Pernah dengar ? Begini, suatu pagi anda bangun pagi dan ingin keluar rumah menghirup udara segar. Seminggu sebelumnya anda begitu sibuk dan hari itu anda beruntung tidak ada acara apa-apa. Begitu anda melewati pintu kamar tamu, sejenak anda berdiri di beranda d

RASA MALU

Pelajaran dibuka dengan mendengarkan siaran ABC News. Hari itu adalah minggu kedua saya berada di Canberra - Australia. Dengan tertatih-tatih, kelas akhirnya berhasil paham isi berita radio pemerintah Australia itu karena aksen penyiar yang sangat 'melelahkan' untuk didengar. Berita kali itu adalah tentang people smuggling (penyelundupan manusia) ke Australia. Pelakunya adalah orang dari Indonesia, Afghanistan, dan Srilanka. Indonesia disebut pertamakali. Di kelas itu, guru saya orang Australia kelahiran Jerman, sementara teman-teman sekelas saya orang Cina, Jepang, Korea, dan Perancis. Orang Indonesia cuma saya sendiri. Dalam beberapa diskusi di kelas, saya merasakan alur pembicaraan sangat fokus kepada masalah dan menghindari menilai orang. Kami membicarakan the crime, bukan the criminal (pelaku). Beda dengan sewaktu saya terlibat dalam beberapa diskusi di Indonesia, peserta mudah sekali terjebak kepada 'menghakimi' pelaku, sehingga yang muncul seringkali perdeba

SEBUAH PERBINCANGAN

Salah seorang dari 1.800 teman facebook mengirim pesan. Ia tanya nomor handphone saya. Ia ingin 'belajar menata pikiran dan hati'. Saya menduga, ini pasti urusan rumah tangga. Setelah beberapa hari tidak kunjung ditelepon juga, lalu saya mengirimkan pesan kalau agak kesulitan menghubungi saya, ia bisa menuliskan 'pengantar' atau 'mukaddimah' masalahnya lewat surat elektronik. Ia menjawab, ia sudah bisa menata hati dan tegar. Suaminya sudah bercerita dari A sampai Z hubungannya dengan perempuan lain. Ia introspeksi dan minta maaf kepada suaminya karena banyak kekurangan. Ia bertahan karena ia yakin anak-anaknya pasti akan jadi orang besar. Ia bertahan demi kebahagiaan mereka. Dari kalimat yang ia tulis, saya merasakan adanya keinsyafan dari teman saya itu untuk melihat ke depan. Sebagai peristiwa yang mengguncang emosi, mereka pasti butuh waktu untuk melalui proses recovery. Buktinya, waktu saya tawarkan suaminya ikut pelatihan saya di sebuah kota, ia bilang

KEKASIHKU

Kekasihku, Datanglah ke sini, aku hendak bicara, ngga banyak tapi cukuplah bisa meredakan perasaanku yang tercabik-cabik.... Aku sangat lemah saat ini, butuh penopang, butuh perlindungan Hal yang pasti sudah aku lakukan agar selalu bersandar padaNYA, pada kekuasaanYA yang tak tertandingi oleh apapun Kekasih,setelah kehilangan dirimu, aku tetap seperti merasa kau ada di dekat jiwaku Menyemangati kala aku jatuh terpuruk dan bosan menjalani hari ini aku memanggilmu demikian padahal keberadaan dirimu sudah jelas ada di sisiNYA.., Topang aku di bahu-Mu yang kuat dan kekar itu Dan mari kita susuri taman firdaus yang menyejukkan..., Menikmati hembusan angin yang sepoi sepoi menyaksikan langit biru di sapu awan putih bersih.. Seperti putihnya hatimu Seperti tingginya pengetahuanMU ..... Datang ke sini, sejenak saja Aku ingin menatap wajahmu.. Yang telah hilang dalam keabadian zaman Tapi tidak pernah hilang dari pelupuk mataku... Kemang Timur 24 Nov 2016

KasihMU Terang

Rupanya sabda-MU adalah jaminan Dan ini pasti, di peruntukkan bagi hamba yang sabar, tawakal dan bersikap.. Semoga semua kerumitan yang ada, Segera kau balikkan menjadi kemudahan yang nyata.. Maha baik dan besarnya Engkau..., Sehingga detik inipun, kebesaran itu tak tergoyahkan..

MAAF KU JENUH

Hi, sungguh ini kejenuhan tingkat tinggi sepanjang karir ku bekerja Di saat beberapa potential pekerjaan harusnya di dapat Tiba-tiba melayang begitu saja, ketika BP Migas bubar dan bergantilah bendera menjadi SK Migas... (salah sebut ngga kira kira?) Hampir 2 minggu ini, tidak ada pekerjaan serius yang dikerjakan selain membereskan orang orang yang nggak beres, misal: 1. karyawan yang miss recruit, beberapa bulan lalu karena kita hectic dengan requirement pdms designer yang dibutuhkan sama amec Aberdeen, saat kita baru diskusi mengenai beberapa kandidat, tiba2 pak bos sudah melewati kami dan nego dengan orang yang salah dan deal done! 2. Jadi si user datang ke tempat saya dan konfirmasi bahwa pengalaman kerja di #Kaliraya Sari# yang dituliskan pelamar, adalah tidak benar dan tidak sesuai kenyataan. Hal itu terjadi semata-mata maunya pelamar agar nilai jualnya terdongkrak naik. apa apaan. Aku calling si applicant ini, dan mengkonfirmasikan kondisi yang sebenarnya, mengenai k

FAREWELL LETTER FROM SUWARMAN

Hi Warman, Sengaja saya posting nih surat perpisahan dari situ, karena memang membuat kita yang kau tinggalkan ngakak ngakak terharu gitu. Cekidot nih! Bagi saya bekerja di ABI adalah suatu perjuangan karena setiap hari kerja harus bangun 04.15AM dan bertahan selama 14jam 15 menit sebelum kembali kerumah, bukan stamina fisik saja yang harus kuat tetapi secara mental dan spiritual harus mumpuni karena di ABI typical permainannya gaya British “Kick and Rush” so kalau ga gesit mengakali “perangkap offside” dan terbiasa dengan “umpan-umpan panjang” alamat dah..., dan dengan keadaan tersebut saya bersyukur karena jam tubuh saya berubah tanpa alarmpun jam 04.00 sudah terbangun dengan sendirinya dan saya menjadi bertambah cerdik ibarat kijang yang harus berlari lebih cepat dari harimau untuk bertahan hidup di Republik AMEC Berca Indonesia... Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima-kasih atas bantuan Bapak dan Ibu atas kerja-sama dan dukungan selama bekerja di AMEC Berca

RUWET TAPI TETAP SEMANGAT

Sebenarnya kamu tuh : 1. Smart 2. Cerdas 3. Cepat dalam pengambilan keputusan 4. Fast Learner di dunia per-engineeringan 5. Jago dalam berkomunikasi, selalu taking lead dalam setiap moment meeting, maklum PHD lulusan Stamford University USA. Jujur juga sih, ada tapinya 1. Kurang dalam mendelegasikan wewenang 2. Sangat negative thinking 3. Tidak berjiwa besar 4. Tidak sabaran, selalu ambil kesimpulan sendiri 5. Ngga mau denger advise dari kami kami Banyak rekan rekan pergi, karena kau sakiti... Mereka potential, dan kamu tuh sudah menyiksa kami, tim HR... kelimpungan cari orang lagi. Entah, apakah bisa ku nasehati kamu. Ihik..  Tetap semangat!

17 Januari 2013

padahal 4 hari lagi, mestinya aku bisa bernyanyi riang kaya mas Iwan Fals begini: Dua dua januari kita berjanji, coba saling mengerti, apa di dalam hati. Dua dua januari tidak sendiri, aku berteman iblis yang baik hati Jalan berdampingan seakan tak ada tujuan, membelah malam mendung yang selalu datang Kudekap erat, kupandang senyummu.. dengan sorot mata yang keduanya buta. Namun, Ya, 17 Januari lalu Jakarta diterpa air bah. Pagi yang kulalui dengan sulungku dari Cibubur menuju Bulungan, hanya hujan deras tercurah dari langit. Ngedrop Nadira di Bulungan, berlanjut menyusuri Ratu Plaza, Sudirman, and eng ing eng, ambil lajur kanan busway menghindari macet.  Dan upps.. putaran dukuh atas terlewat, bablas Hotel Indonesia. Hujan masih mengguyur deras, bundaran HI remang-remang, curah hujan semakin keras disertai angin puyuh. Sampai di Bunda Menteng... alamakkkk air sudah setinggi perut orang dewasa. Semua mobil stop. Karena memang ngga mungkin mau nerabas maju.