Postingan

Menampilkan postingan dari Februari 22, 2015

Kembalikan Bali ku

Gambar
Back: left to right Nadira - Susi - Untung Front : Safina - Rea  Garuda Wisnu Kencana. Ingin kembali ke tempat ini dengan kebahagiaan.. Dengan kejernihan relationship, dengan kesetiaan... Menjelma berperan selayaknya keluarga utuh, tiada gangguan... Mencurahkan kasih untuk anak keturunan kita.... Memutar keadaan, membuat semuanya baik baik saja.. Tapi tak apalah jika kenyataannya tidak... Tetaplah menjamah kebahagiaan anak-anak dengan menyentuh hati mereka  kehadiranmu di tunggu pelukmu di tunggu anak anakmu... Tak apa kau tinggalkan kami...  aku dan anak anak baik baik saja... tidak kurang suatu apa  Namun jangan lupa dengan kewajibanmu sebagai ayah  Tetap menengok anak anak Tak apa kau berbagi bahagia dengan pasanganmu Tapi darah dagingmu yang cantik dan cerdas cerdas ini merindukan kehadiranmu... Tetaplah kau yang terbaik buat anak anak .... Selamat berbahagia.. Doakan kami juga bisa mewujudkan bahagia kami dengan cara-Nya

Belajar

Belajar pada banyak hal di sekitar.. Belajar pada loyalitas, kesetiaan... Belajar pada hasil sebuah pengkhianatan... Dan menyusuri setiap detik demi detik jalannya kehidupan anak manusia Pernahkah terbersit selintas... ungkapan seperti ini : Isn't funny how day by day nothing changes, but when you look back, everything is different? Kita merasakan hari demi hari tidak ada perubahan, namun jika kita menengok ke belakang, semuanya berubah kan?? Juga pertemuan di BSD kemarin: Satu sosok individual - pimpinan nomor satu di kantor lama, begitu lancar bertutur tentang keberaniannya menjalankan business dengan modal nekat.. Satu sosok lagi individual - pimpinan nomor satu di kantor sekarang, sangat berhati hati dan safe player dalam segala hal Itulah kenapa sosok terakhir yang aku sebut ini selalu mencari kesalahan orang lain, tidak pernah mau belajar, sangat hati hati, dan saya pastikan tidak akan bisa menjadi enterpreneur Sosok ketiga adalah bapaknya anak anak yang kini

Ayahku.... Boedjawarsana

Gambar
Ayahanda Boedjawarsana  Ayah, Mari kita ngobrol di petang hangat ini...  Maaf mengganggu istirahat  panjangmu di sana  Rumah sejukmu nan wangi Apa kabar ayahandaku sayang ???? Jika kaki ini tak terpisahkan jarak…  akan kusambangi selalu tempatmu istirahat…. Di bukit teduh penuh rimbun pepohonan Sus yakin, jarak yang terbentang ini semakin tak berarti karena hakekat doa ini akan di dengar olehNYA…………….  Agar Dia Sang Pengampun melindungimu selalu…. Menyelimutimu penuh kehangatan Ayah, Masih terbayang ketika aku bungsumu nan jangkung ini selalu kau boncengkan dengan sepeda kumbang itu, membeli buku pada setiap pergantian tahun ajaran baru……. Dan hatiku senang gembira karenanya…, karena setiap ajaran baru itu berarti semangat baru di dada menyelinap hangat. Apalagi ketika kau belikan aku buku tulis setumpuk dengan cover Pangeran Charles dan Lady Diana dengan baju kebesaran kerajaan pernikahan spektakuler mereka tahun 80-an... Ayah, Tak ada yang tak kau h

BUNDA = CINTA AYAH : KEIKHLASAN

Gambar
Cuplikan dari penulis dan guru spiritual ku : Gede Prama dari kiri: Untung Hartono, Nadira, Safina, Bude Henny, Rea, Susi (penulis)  Dalam ilmu pengetahuan sudah lama di kenal archaelogy of knowledge yang memberi inspirasi bahwa pengetahuanpun ada silsilahnya. Dalam karya indah Fritjof Capra berjudul The Tao of Physics bisa ditemukan tidak saja jejak-jejak pengetahuan Newton, Einstein, dan Hesenberg, tetapi juga bisa ditemukan sidik-sidik jari Confusius,Buddha, dan Krishna. Di bagian tertentu temuan Fritjof Capra (doctor fisika kelahiran Austria ) tentang atom dan subatom, bahkan diberi judul The Dancing of Shiva. Yang menggembirakan, tidak saja Barat ada sintesis Barat Timur ala ritjof Capra, di Timur juga ada sintesis serupa, Yongey Mingyur Rinpoche dalam The Joy of  Living, tidak saja fasih berbicara meditasi, tetapi juga mendalam ketika mengulas fisika, biologi sampai psikologi kognitif. Bila ia fasih dengan nama-nama seperti Dalai Lama, Karmapa, Tilopa, Marpa dan M

MY POETRY FOR YOU ON 2008

Mari tuntaskan rindu ini Serasa dua abad,  Waktu benamkan kesunyian Malam merambat sangat pelan pagi menyingsing perlahan Biarlah aku nikmati sunyi nan indah ini…., keheningan yang tiada batas… meretaskan harapan-harapan Meski tak bersamamu…, aku merasakan dekat Meski mengenalmu sekian detik waktu.., serasa berabad-abad aku tahu semua tentangmu….. Mengenangmu adalah telaga jernih dan selalu mengalir teratur… pelan… pasti… Ya…, tak apalah birunya langit diatas…. Sebiru palung hatiku… Hanya ikhlas yang ingin aku dengungkan…. Hanya batas tipis antara rindu dan pertemuan esok….. Masih banyak hal menyangkut di pundakku….. juga di pundakmu Segenggam doa…., doa putih nan tulus untuk kebahagianmu…. Keluargamu… Terkadang doa ini tercekat sesaat……, namun bisikan-NYA mengalirkan kembali …. Untukmu…… Tangan ini tak ada letihnya menari di atas keyboard… mencengkeram erat pada sebuah rindu Sayap ini tak akan lemah…. Karena aku akan terus terbang…. Tinggi membum