Fabulous Journey to THAILAND 25 Aug - 30 Aug 08

Berat rasanya meninggalkan 3 putriku, tapi aku bulatkan tekad untuk ikut kakak berangkat ke Thailand. Ini kali pertamanya perjalananku ke luar negeri. Norak ya kedengarannya, tapi ya itulah faktanya.

Ini pun kalau aku mengikuti perasaan pasti ngga bakalan tega meninggalkan anak-anak dalam seminggu. But in my opinion, tawaran mas Nardi sangat menarik dan sayang kalau di tolak mentah-mentah. Apalagi perjalanannya dibiayai kantor alias gratis, dan I just pay fiscal at airport. Oh fantastic….

Flight kami GA 866 berangkat dari Jakarta pukul 10:30 pm. Tim dari AHA Center terdiri dari :Pak Tabrani, Audi, Fenny dan Uly. AHA Center team dijadwalkan berangkat lebih dulu mengingat bahwa mereka sebagai agent independent yang akan mendapatkan briefing di airport Bangkok untuk Exercise Training Ardex 2008.

AHA Center berdiri dari Juli 2008 kemarin atas prakarsa Bakornas dan Asean Secretariat untuk mengakselerasi semua komponen dan rancangan Bakornas dalam menangani bencana nasional dan juga bencana yang terjadi di ASEAN. Dengan merekrut seorang Tabrani atas rekomendasi orang terpercaya di Bakornas, beliau di assigned sebagai Directur ad interim Executive AHA Center, mengingat beliau sangat expert di bidang bencana nasional dan penanggulannya,. Sampai detik ini AHA CENTER di support 3 personnel untuk menunjang berjalannya Lembaga ad interim tersebut.

Perekrutan pegawai inipun adalah peran Bakornas dan ASEC sehingga meski dengan kondisi dan fasilitas yang masih terbatas, AHA Center akan menjadi bridge antara Negara negara asean dalam memfasilitasi national disaster management agar lebih establish lagi. Ditambah 3 personnel yang ada yakni, Audi, Fenny dan Ully diharapkan AHA Center dapat mulai bergerak menyusuri bawah tanah dan meng adopt menajemen bencana di asean.

Tiba di Cengkareng 8:30 pm, dan itu artinya aku, mas Nardi masih punya banyak waktu sebelum check in dan boarding pass. Jadi malam itu hanya 4 personnel dari Indonesia yang berangkat yakni, aku, mas Nardi, Pak Tono dari bASARNAS dan Deputy Bakornas Brigjend Samidjan.Pak Samidjan terpisah dari kami karena beliau dapat di kelas bisnis (meskipun saat boarding pas nanti kita masih satu pesawat)… tapi beliaunya yg memisahkan diri dari kita .

Pak Tono menawarkan diri untuk ngopi sejenak dan menghangatkan badan dulu di salah satu Lounge Bandara Gate 4 keberangkatan internasional. Kami bertiga klop banget. Selisih umur kami yang 25 tahunan bukan jarak berarti untuk menyamakan persepsi dalam segala hal, termasuk mbanyol dan guyon.... Sayang pada waktu bersamaan badanku menggigil kedinginan, dan celakanya aku tidak bawa minyak penghangat badan dan juga obat flu. Hidungku mulai mampet….. ups aku harus lawan semua ini. Jangan sampai kelalaianku membawa obat ini akan merusak perjalananku.. yang pastinya akan sangat manis… meskipun ada sedih di balik itu…

Tumben Garuda tidak delay alias tepat waktu kawan. Jam 10 malam kita take off menuju Bangkok. Hidungku tambah mampet….. beruntungnya aku dapat tertidur pulas… dan beberapa modul UT yg sengaja aku bawa….. hanya 4 halaman terbaca… selebihnya….. aku tertidur……

Jam 11:15, kami ditawari makan oleh pramugari (yang kata Pakde Nardi) kurang cantik dan sedikit tua……. He he ….., kami memilih menu mie ayam… karena nasi sepertinya akan mengganggu suasana perut yang tadi sudah penuh dengan minuman dan kue-kue pastry di Lounge bersama Pak Ton.

Oya, aku duduk di dekat jendela. Nomor 18 A,B,C kita tempati bertiga. Dari Jakarta kami seperti tiga sekawan yang siap menaklukan petualangan di Bangkok dan Pattaya nantinya. Mie ayam dalam sekejap tersantap. Juga buah dan apple drink… ludes tak berbekas….., setelah usai makan…. Lampu pun padam… temaram… dan membuat mata kami mengantuk lagi……

Kami melanjutkan mimpi indah… hingga 02:00 am pesawat telah menjelang landing di Bangkok…. Oh.. takjub aku melihat lampu berpendar lurus dan membentuk seperti bintang kejora yang dulu aku selalu lihat di masa kecil……. Lalu lalang mobil dari jarak pandang …. Sekian ratus kaki indah sekali….. seperti ikan pari yang melesat menembus laut biru…..
Oh inikah Bangkok itu????

Kami mengemasi tas dan berjalan lewat lorong panjang escalator menuju passport control…… arrival card kami di cek…. Dan berikutnya berjalan menuju baggage claim… serombongan atlet sepak takraw melintas berjalan di samping kami…..

Sebenarnya malam itu kami akan di jemput dari DPPM Thailand, akan tetapi sehubungan Pakde tidak conform lagi tentang perubahan keberangkatan kita yang dimajukan satu hari membuat DPPM tidak tahu menahu tentang perubahan ini. Jarak tempuh sekitar 100 km dengan waktu 2 jam

Mau tidak mau kita mencari rental mobil… dan oleh Immigration Officer kami ditunjukkan ke sebuah loket penyewaan mobil, tepat di sebelah eskalator. Terpilihlah sebuah minibus nyaman dan cukup besar untuk kami berempat, aku pakde, pak ton dan pak sam menempuh perjalanan ke Pattaya.. Tarif yang ditawarkan adalah 3400 bath atau sekitar 2 juta rupiah lebih.

Aku sangat menikmati perjalana ini. Hanya yang jadi sedih… kartu haloku tidak sempat aku aktifkan international roamingnya, mengingat jumat sore itu aku tak ada waktu lagi pergi ke Grapari. Keluhanku mendapat respons yang cepat dari Pak Ton. Beliau rupanya membawa sim card yang tidak terpakai. Oh alangkah senangnya aku…., meski pulsanya tinggal sekitar 25 ribuan… paling ngga bisa kasih kabar Dira, Un dan Bewo bahwa aku sudah tiba di Bangkok dengan selamat.

2 jam… membuat rombongan kami cukup kelelahan dan tertidur… sampai akhirnya kita tibalah di Amari Resort Hotel and Tower. Disanalah Pak Samidjan kita antar, hingga check in arrangement-nya di handle oleh sang ajudan (masku sendiri) ……. Sementara Aku dan Pak Ton menunggu di mobil. Eh.. tanpa permisi sang sopir dengan buru-buru mau tancap gas…, sebelum akhirnya aku sama Pak Ton berbarengan bilang, just second please, we are still waiting the other one…. He still have arrange accommodation and check in at Amari Reception… do not go away from here!! Wait wait….” Sang sopir tersadar…. Dia menghentikan mobil dan menunggu mas Nardi menyelesaikan tugasnya untuk sang Jenderal.

Usai pengurusan Pak Sam selesai, kami bertiga menuju hotel Bella Villa Metro hanya sekitar 200 meter berseberangan dengan Amari. Proses check in sedikit a lot… karena rupanya receptionist dan front office di sana bahasa Inggrisnya sedemikian payahnya…… lucunya jika ingat bagaimana kami harus menjelaskan bahwa kami mestinya dapat harga corporate dari pemerintah setempat mengingat kami di guarantee seorang ARUN PINTA, salah satu staff pemerintah di sana yang jauh jauh hari sebelumnya telah memberikan guarantee letter by email tentang kedatangan kami dari Jakarta. Akhirnya Manajer hotel itupun datang, dan kami dapat harga corporate yakni 1200 bath per malam….. Asyik…… we start now….

Hari pertama, kami mendapatkan tempat tidur besar … tapi…. Harus terpaksa berdua dengan Pakde. Cukup luas… tetapi awalnya kami sudah booking by online untuk double bed. Kenyataannya kita mendapat satu tempat tidur….., sedikit kikuk juga nih…..

Menjelang sore.. kami berjalan bertiga menyusuri jalan raya utama Pattaya dan pusat district setempat. Makanan yang sedikit cocok dengan perut kita ya apalagi kalau bukan Kentucky. Kami denger bahwa banyak sekali makanan tidak halal di sini….., walla Hualam… kami hanya mencoba meminimaze beberapa makanan yang menurut pengamatan kami halal… meski tidak 100% dijamin…

Keesokan harinya, Senin, 25 Aug 08 adalah hari pertama pembukaan Ardex 08 meeting di Amari tepatnya di Ruang Aranda. Pagi harinya, mobil DDPM telah siap menjemput kami di hotel, beberapa peserta lain dari Singapura, Philippina dan Thailand juga provinsi lain menginap di hotel yang sama. Sedangkan peserta lain dari Laos, Brunai, Vietnam, menginap di Amari Hotel.

Meeting di pimpin oleh Adelina Kamal Head of Biro Sekretariat Asean Jakarta. Lina memiliki kapasitas moderator sebenarnya… bukan seorang pemimpin rapat (kata Pak Ton lhoo…) hampir mendominan pembicaraan dalam meeting session pertama tersebut. Segenap program2 penangananan bencana dan komponen di dalamnya dia paparkan dengan bahasa Inggris yang cukup mumpuni. Wajahnya imut mempesona. Bahkan beberapa peserta dari Negara lain berbisik di telingaku, Susi, why Indonesian woman so very smart, excellence and could be as leader in a big meeting like this….”. What kind food has been consumption by them?? Including you??... Apa???

Wah mereka terlalu berlebihan…. Tapi boleh juga berbangga hati mendapat pujian seperti itu.

Aku manggut2 saja menerima pujian mereka. Padahal yang dilihat di mata mereka adalah seorang Lina……, akan tetapi mereka beranggapan bahwa wanita Indonesia layak di perhitungkan… begitu ya kira2. Itulah kalau seseorang sudah membius dan mempesona banyak orang di ruang meeting itu…. Sepertinya nama harum seseorang bisa menyihir peserta lain dan berangggapan wanita di Indonesia kurang lebih sama dengan Lina, cantik, pintar, smart dan sangat confidence di forum seperti itu ….

Oya, pagi harinya kita sudah di wanti2 front office bahwasanya sore usai meeting, kita akan menempati kamar baru…. Dan hotelnyapun juga masih nyambung dengan Bella Villa Metro.. .tepatnya di Mezannine sebelah hotel dengan nama Best Western.

Jam 4 meeting usai, dan kami rombongan dari Indonesia dan beberapa dari Singapura dijemput menuju Bela Villa. Tiba di kamar… kami mandi dan mencoba call ke Receptionist untuk menanyakan rencana kepindahan kami. Buruknya pelayanan hotel itu adlah, petugas front office sebelumnya tidak info kepada penjaga shift front office sesudahnya tentang rencana kepindahan ini, sehingga menyebabkan komunikasi kami tersendat-sendat dan kacau. Beruntungnya Pakde Nardi dan Pak Ton sabar menjelaskan ke mereka bahwa hari sebelumnya kita sudah di info hawa harus pindah kamar.

Dengan memanggil Manager of Front office-nya urusan selesai sudah dengan kesimpulan, kita packing barang, memanggil room boy, selanjutnya move over to kamar 211 dan Pak Ton 212.

Alhamdullillah . Kamarnya lebih luas dengan 2 tempat tidur. Lega rasanya… dan aku terbebas dari dengkuran Pakde…. He he


DAY 2
Aku masuk ke TEAM ERAT (Emergencty Rapid Assesement Team) Ini adalah sebuah tim yang akan melakukan assessment ke wilayah yg penduduknya tertimpa badai Typhoon X. Assesment hari pertama cukup a lot, pemilihan tim leader yang oleh Ketua di prioritaskan orang Thailand setempat, dengan alasan orang Thai akan lebih tahu sesungguhnya kondisi di lapangan, bahasa daerah setempat, dan kultur masyarakat setempat.

Kendalanya adalah masih di bahasa. “It’s barrier factor we have during ERAT meeting”. Beberapa perwakilan dunia RESCUE TEAM, memberikan masukan hal hal yg paling essential termasuk equipment yang harus tersedia pada saat assessment dan eksekusi di lapangan. Andrew dari ASEC tercenung dengan alotnya meeting. Beberapa terjadi mis interpretation dengan topic yang di sodorkan Harry (notulis). Ada seorang dokter wanita tepatnya ahli gizi dari Singapura yang biasa menangani bencana di beberapa wilayah Negara Asean terlihat sangat geram dengan hal-hal yang menyimpang dari apa yang harus dijadikan topic siang itu.

Ada juga pembicara seorang ahli chemical dari Myanmar yang menjelaskan…. Sejauh mana bahaya ledakan chemical dan impactnya terhadap penduduk sekitar dan penanggulangannya….

Meeting ditutup jam 4 dengan hasil akhir: hari ke tiga besok, kumpul di ruang meeting yang sama, dan dibagi 5 group dengan masing2 group dipimpin oleh Thai person setempat dan kami per group mengunjungi tempat assessment dengan berbagai wilayah yang berbeda sektornya.

Aku masuk grup 1 bersama tim Philippine dan Brunai mengunjungi penduduk daerah Pattaya tepatnya di sector Plaza City Hall.




DAY 3.
ASSESMENT TO PLAZA CITY HALL

Form yang dibuat tim Indonesia menjadi acuan untuk masing2 grup menjalankan assessment. Form yang terdiri 4 lembar tersebut kami jadikan pedoman memberikan pertanyaan kepada pimpinan penduduk setempat.

Memakan waktu 3 jam Tanya jawab berlangsung sangat lamban (mengingat quesionner yang dibikin tim AHA CENTER), dengan detail pertanyaan dan data penduduk sebagai korban typhoon di wilayah sekitar Pattaya

Kembali bahasa menjadi hal dan kendala kami melakukan assessment. Tanya jawab dalam bahasa Thai setempat. Sayangnya tim leader kami juga bahasa Inggrisnya kurang bagus, sehingga kami dari Indonesia, Brunai dan Philippine sedikit tidak puas dengan hasil wawancara dan detail jawaban dari penduduk. But it’s ok. Assessment jalan terus, dan jam 12 harus go back to Amary for further discuss

Di sela-sela discus, aku Letto, Pare Vunos, dan Haji Achmad dari Brunai membahas tentang populasi Thailand. Pare Vunos… adalah bapak berputra 3, 2 perempuan dan 1 laki-laki. Mereka tidak menduga bahwa aku pun telah memiliki 3 putri….

Letto dengan latar pendidikan kedokteran… nyasar sebagai Chief of Fire…. Kedengaran janggal ya? Tapi itulah adanya…

Aku sampaikan ke Letto bahwa namanya itu adalah merupakan salah satu band yang cukup termasyur di negeriku….. Letto adalah chief of Fire institution di Philippine. Cukup banyak personnel dari Philippine yang dikirim ke Ardex 08 kali ini, yakni sebanyak 45 personnel Hal ini cukup beralasan karena the next ARDEX meeting 09, acara besar semacam ini akan diselenggarakan di MANILA, PHILIPPINA.


DAY 4

Pagi jam 6 aku sempatkan waktu bersama kakakku untuk menyusuri pantai. Gerimis pagi itu tak menghalangi niat kami untuk berjalan mengikuti sepanjang garis pantai hingga menuju jajaran gedung perkantoran, hotel menjulang. Sembari

Ow… ada pelangi hiasi pagi itu… Dia khusus datang menyambutku. Khusus untuk seorang wanita datang dari Jakarta, dan untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di negeri Gajah Putih.
Pelangi itu tersenyum tulus khusus hanya untukku, अतु जुगा मुन्ग्किन kepada kakakku. Aku melihat sederet senyum manisnya…… hanya untukku… untukku.

Di bebatuan kakakku mengambil gambarku. Gayaku tetap centil seperti dulu dengan tangan bertengger di kedua pinggangku. Ah… pagi itu indahnya….. jadi ingat 3 bidadariku di Jakarta

SEMUA PENGIKUT ARDEX MEETING hari itu dijadwalkan akan menempuh perjalanan ke kawasan Industrial di Provinsi Rayong (semacam Jababeka di Jakarta).

Skenarionya bahwa badai Typhoon di Pattaya, menyebabkan kawasan industri di Rayong, beberapa chemical pabricnya meledak dan banyak menimbulkan korban yang tidak sedikit.

Jam 9 kami diangkut menuju titik F2. Aku, Pak Ton dan 3 rombongan Jepang diangkut dengan mobil minibus yang lebih dari nyaman. Oya.. ada Feny dari Sekretariat ASEAN dan Uly peserta dari AHA CENTER.

Senang bisa berkenalan dengan mereka. Banyak hal yang kami bicarakan di sela-sela perjalanan yang lumayan jauh.. yakni 2 jam jarak tempuh dari Pattaya menuju Rayong. ULy adalah dulu translator film-film produk luar yang masuk ke Indonesia. Melalui agen dia bekerja untuk itu, akan tetapi bayarannya yang relative murah membuat dia gerah juga. Bayangkan untuk film berdurasi 2 jam, dia hanya menerima uang jasa sebesar Rp. 150 ribu. Dia tinggal di kawasan Cipedak Jagakarsa Jakarta Selatan. Awalnya dia melamar ke UNDP, dan selanjutnya oleh ASEC di salurkan ke AHA CENTER. Badan swasta yang didirikan Bakornas untuk mensupport mereka menjalankan tugas utamanya yakni menyempurnakan system penyaluran bantuan, penghimpunan bantuan dari seluruh dunia, dan bersama tim Bakornas membuat system yang belum bagus menjadi lebih establish.. Untuk itulah perlu di rekrut orang-orang yang bahasa Inggrisnya OK.

Fenny, lulusan Hubungan International UGM. Fenny tergolong masih relative cukup muda. Perawakannya yang tidak terlalu semampai namun di topang kulit putihnya dan wajahnya yang bersih dan bermata sipit, sangat meyakinkan dia untuk mencari-cari cowok produk Singapura di sepanjang session Ardex 08 saat itu. Uly dengan jenaka menceritakan begitu antusiasnya Feny mencari profile cowok idaman, khususnya delegasi Singapura yang rata-rata memang masih sangat muda.

Audy.. dari namanya sepintas seperti nama perempuan, tapi dia ini laki-laki tulen. Dia direkrut AHA Center karena memang kakakku ingin membantu dia yg sedang jobless. Dan pekerjaan terakhirnya adalah konsultan majalah berbahasa Inggris. Posisi dia di konsultan sebelumnya adalah seorang Editor majalah. Ya sudah kloplah dengan apa yang dibutuhkan AHA.

Rina॥ wah sayang meskipun sempat memijit punggungnya yang keseleo karena salah tidur, aku tidak sempat ngobrol banyak dengannya। Gadis jawa ini sangat lihai membuat resume minutes of meeting di lap topnya, begitu guest speakernya berbicara. Orangnya sangat njawani. उपस Maaf jadi ngelantur kemana-mana!!

Sampai di titik F2, kami turun sebentar dan melihat-lihat sebuah kantor pemerintahan di situ yang mengawasi jalannya bisnis yang berpusat di situ. Tim AHA Center dalam sehari penuh akan di situ memiliki acara sendiri dengan LSM2 lainnya.

Rombongan kami menuju kawasan Chemical Industri yang di skenariokan meledak dan terjadi kebakaran hebat serta memakan korban. Tiba di field yang cukup panas terik, kami turun…. Rombongan pemadam kebakaran dan rescue sudah beraksi. Beberapa dari kami mengambil dengan kamera kami masing-masing beberapa session penyelamatan korban luka, meninggal, penyelematan korban dari menara setinggi 20 meter , serta pengerahan anjing pelacak dalam mencari korban yg jatuh.

LEMA (Badan semacam Dinas Pemadam Kebakaran) di Thailand, mencoba memperlihatkan latihan yang hampir sempurna. Sayang lagi-lagi acaranya di conduct dengan bahasa Thai. He he….

Hingga jam 1 siang, sinar matahari semakin tak bersahabat. Kami bergerombol di tempat teduh yang telah disiapkan. Dan sebelum acara usai, panitia DDPM telah menawarkan kepada kami makan siang di tempat tidak jauh dari latihan. Padahal pemberitahuan sebelumnya, bahwa kami harus kembali ke kawasan F2 untuk makan siang, rupanya rencana berubah mengingat kondisi peserta yang mulai haus,lapar….. 5 meter dari pusat latihan ternyata tenda orange telah disiapkan, lengkap dengan sajian makanan yang sangat mengundang selera. Ditengah sinar matahari yg terik kami antri dengan teratur untuk makan siang dan minum……….

Ohow… terbayar sudah keletihan kami mengikuti session di ladang gersang, panas, berdebu…. Beruntung Pak Ton dibawakan sang istri Sun Block… sampeyan memang suami yang pantas untuk di perhatikan istri Pak!!!… Lha wong silk Thailand di sepanjang Pattaya Bapak beli banyak.. banyak demi.,.. istri tercinta. Selain juga BApak membelikan buat tetangga depan rumah, teman kantor…….

Selesai acara di C2, kami peserta ditawarkan 2 pilihan. Kembali ke titik F2 untuk penutupan Ardex 08 yang dihadiri Deputy PM Thailand, atau kembali ke hotel untuk istirahat.
Serentak, aku, Uly, Haji ahmad dan temannya dari Brunai, serta Andrew dari ASEC tunjuk jari dan menegaskan “ We back to HOTEL ASAP!!”…. Keletihan kami sudah तक tertahankan… segera kami ingin pulang ke hotel dan … berbaring.. tidur atau massage….. sembari dengerin musik……. Oh…. Nikmatnya…..

Pak Ton, Pakde Endut, Pak Sam, Pak Untung serta Pak Tabrani tentu saja terpisah dari rombongan kami। Mereka tentunya harus hadir di acara itu, karena PM Thailand eh deputynya akan datang memberikan sambutan di akhir penutupan acara. Saya dengar juga ada foto session dg deputy PM Thailand…. Selamat deh Fen… utk आकार पेनुतुपन इनी aku tidak bisa ikut serta deh॥ एनेर्गी इनी तिदक बोलेह हबिस करना

Aku ijin ke kakakku untuk duluan dengan rombongan mobil DDPM. Sepanjang perjalanan menuju hotel kami semua tertidur…, terbangun ketika mobil sudah mendekati AMARI…….
(BERSAMBUNG)

Komentar

Ully mengatakan…
Halo mbak Susie. Inget saya? Ini Ully, dr AHA. Wah, ternyata punya blog jg yaa... Bagus mbak, tulisannya soal ardex :D

Eh tp kyknya ada yg hrs dilurusin deh tuh. Bukan Audi yg pernah jadi editor majalah bahasa Inggris, tapi aku. Jadi sebelum jadi penerjemah dulu, aku editor majalahnya LIA (itu lho, yg kursus bhs inggris itu). Baru setelah pulang dari jepang aku jadi penerjemah. Gitchuuu....

OK deh, sukses terus ya mbak.

Postingan populer dari blog ini

METODE PENAMBANGAN BAWAH TANAH - UNDERGROUND

FRIENDSHIP CARING

Jakarta-Bangkok-Siem Reap