ABOUT YOU.... MY BELOVED FATHER - BOEDJAWARSANA

Dari: Susi, Prie, Heny

Indahnya mengenang masa-masa dulu kami mendengarkan dongeng di bawah tebaran bintang malam dan hamparan tikar halaman rumah kita…

Harumnya aroma bunga kemuning yang tumbuh di sudut halaman rumah kita malam itu….. dan bunyi nyaring derit bambu, mengantarkan dongeng khas anak-anak…. Suasana malam bertabur bintang menjadi lebih hidup. Kami anak-anakmu yang saat itu masih cukup belia: Sus, Mas Prie mbak Heny mendengarkan dengan seksama sembari tidur memandangi langit-langit… Jika tokoh dalam dongeng itu harus menangis tersedu-sedu, Ayah tak segan-segan menangis dengan tersedu-sedu pula. Lain kali ketika tokoh itu harus marah…. Secepat itu pula Ayah akan memperagakan kemarahan…., sebaliknya jika si tokoh yang bodoh, maka tingkah laku serta mimik Ayah sedemikian lucunya…..

Beliau memang pendongeng sejati….., hampir 4 kali dalam seminggu, topik dongengan untuk kami berganti-ganti, menjadi sebuah episode yang kami tunggu-tunggu.
Sepulang sekolah, jika diri ini sudah tidak sabar menunggu kelanjutan episode dongengan semalam, akan ditagih oleh kami bertiga bocoran cerita selanjutnya…., namun selalu jawab Ayah,” Tunggu sampai nanti malam!!!!”.

Kami terus dibuat penasaran…., kami dibuat tidak sabar jika harus menunggu sampai malam. Itulah Ayahandaku….. memberikan kenangan manis pada anak-anaknya.

Masa mudah Ayah kami hidup pada jaman pendudukan Jepang, maka tak heran jika beliau menceritakan bagaimana tingkah para penjajah itu terhadap warga Negara kita yang lugu,polos dan nrimo…..
Dari beliau pula, kami bisa sedikit menyanyikan lagu kebangsaan Jepang…” Ki migayo wa… sa sa re……” Lyric selanjutnya…. Hanya beliau yang hafal….
Beliau selalu menyanyikan dengan gerakan tangan disertai penghayatan mendalam, dan lupa bahwa itu bukan lagu kebangsaan bangsa Indonesia…… Jika dilukiskan… gerakan tangan beliau persis seperti Adie MS dalam me-lead Twilitte Orchestra…

Kami bertiga tercenung dibuatnya….. Kisah keprajuritan pada jaman Jepang, aba-aba dengan bahasa Jepang mulai dari siap grak, balik kanan, angkat senjata…… sudah sangat melekat erat di diri beliau. Juga hitungan… semuanya serba Jepang language!!!!!

Berlanjut pada G30/S PKI….. banyak sekali kisah miris yang beliau ceritakan. Juga kelahiran kakak kami tercinta : Mbak Slamet Puji Marhaeni. Marhaen adalah partai yang cukup difavoritkan pada tahun 1966 saat itu…., dan menurut beliau dia memberikan nama Marhaeni karena PKI berhasil ditumpas….karena peran Partai ini!! Wah… hanya Mbak Heni yang memiliki nama sebagai pengingat tonggak sejarah kehidupan politik …… he he

Meski beliau juga tidak tahu kejadian yang sesungguhnya apa yang terjadi dibalik peristiwa 1966 saat itu. Hingga kinipun, G30S PKI tetap misteri yang tak bisa tersentuh, meski di sana sini telah terbit beberapa buku mencoba mengupas dari berbagai sudut pandang…. Juga sama misterinya dengan SUPERSEMAR. Ah Ayah…..

Jika Ayah tahu, kami sangat merindukan dongeng…, perjuanganmu hingga tamat sekolah pada jaman Belanda,Jepang….. dan self achievement-mu mengabdi untuk masyarakat kita dalam kurun waktu yang lama serta penuh peluh.
Ingat bahwa perjuanganmu kini sedang kami teruskan dalam sebentuk perjuangan lain dan tak kalah dahsyatnya, Sus, Prie, Heni……….
KAMI MENCINTAIMU SUNGGUH!!!!!! ..
DAMAILAH DAN TENANGLAH DALAM TIDUR PANJANGMU…

C’angsana, 16 Juli 2008
Mintux

Komentar

Postingan populer dari blog ini

METODE PENAMBANGAN BAWAH TANAH - UNDERGROUND

FRIENDSHIP CARING

Jakarta-Bangkok-Siem Reap