YOUR KINDNEST DEAR MY EX BOS

Percayakan Anda semua bahwa tabiat atau kebiasaan buruk seseorang bisa berubah seiring waktu, dan pembelajaran yang dia dapat dari keseharian yang dia menemukan sendiri pembelajaran itu melalui serangkaian kejadian dlm kehidupannya.  

Salah satunya mantan bos ku. Menurut cerita dari teman dan rekan kerjaku yang masih bekerja sama, setelah kepergian resign dan hijrahku ke beberapa company lain, lantas di ikuti bapak itu juga sempat hijrah pegang kendali holding company lain yg masih sat payung di perusahaan konglomerasi Murdaya tsb, ada perubahan signifikan mengenai kebiasaannya demanding dan selalu menuntut ini itu.

Pak WW saat ini jauh lebih membumi, ramah, santai, namun tetap smart classy dan fast learner person. ya maklum lulusan Stanford University. Senang pernah bersama sama mengerjakan beberapa proyek bersamanya. Juga menjadi orang kepercayaannya. 

Masih teringat jelas banget, setelah masa kontrak berakhir dan akan menjadi pegawai permanen beliau memberikan appraisal yang sangat memuaskan, dan memberikan review gaji kenaikan yang sangat sangat menggembirakan hati. 

Saat itu dia tulis email ketika masih di USA, ke salah satu manager keuangan kantor kami - yang isinya menuliskan agar gaji Bu Susi di naikkan pada rate sekian.  Jika ingat itu.. cless. 

Tapi tunggu dulu, bukan berarti semua perjalanan karir dan bekerja sama dia selalu harmoni dan tidak ada kejengkelan. Dulu banget, selain dia sangat percaya sama aku, tapi juga sering sekali mengesalkan. Pernah kami satu divisi, di hold bonus gaji tahunan karena salah satu staff ku masih pending menyelesaikan penghitungan sisa cuti seluruh karyawan kantor, karena harus check dan re check absen nya krn sakit, alpha atau izin lain dan mencocokkannya dengan surat dokter dan sebagainya.

Hampir sebulan uang bonus di tahan... dan setiap ke ruangan masuk, dengan tegas selalu di sampaikan : Pokoknya bu Susi dan team harus selesaikan pekerjaan HRIS ini dulu sampai cuti karyawan seluruhnya beres. 

Whats the hell. Harusnya maklum dong kita belum punya HRIS yang handal, sehingga Okta harus mengerjakan melalui spread sheet XL yang butuh waktu lama. Namun memang semua ada akhirnya, dan pekerjaan remaining cuti karyawan bisa selesai dan bonus keluar.  Tapi kesalnya awet kaya formalin ga hilang hilang hingga sekarang ini. 

Lantas dari cerita di atas, apa yang akan aku tuliskan lagi tentang bosku yang 3 tahun lebih ini selalu bersama sama dalam kondisi perusahaan up and down?? 

Sejak kami berpisah karena aku harus mencari karir di company lain, tepatnya tahun 2015 - kami beberapa kali bertemu untuk urusan networking. Beliau untuk urusan networking dan memperluas kenalan bisnis di bidang yang sama, aku selalu di jadikan karyawan andalannya untuk menemani.  Or jika aku ada kewajiban lain yang ga bisa di tinggalkan, aku yang arrange dengan salah satu atau salah dua atau salah tiga CEO EPC Company untuk bisa di pertemukan sesuai jadwal mereka.

Anyway, baru sebulan lalu kami bertemu. Ceritanya aku membawa sulungku yang sudah lulus wisuda Teknik Industri Trisakti - agar dapat di berikan kesempatan magang internship or bekerja sebagai Fresh Graduate. Kami di undang di kantor nya di Jl. Supomo Jak Sel. Setiba di sana - dia ternganga melihat kami berdua yang mirip kakak beradik katanya... Memang iya sih.. sulungku mukanya memang mirip banget sama aku... hehehe

Di office barunya ini ex bos memiliki bisnis memasarkan solar panel sebagai pengganti dan bahan menghemat listrik PLN.  Ini yang di tawarkan ke Nadira untuk memasarkan solar panel tersebut. Nadira di minta ngobrol dengan staff Tekniknya berikut product knowledge nya. Siang itu Nads berada di lantai 1 ngobrol dengan staff nya,  then saya and pak WW di lantai 2 mendiskusikan rencana pemasaran grinding balls untuk industri mining, dan saya di minta approach 2 sales engineer yg saat ini berada di Medan, di salah satu perusahaan yang memproduksi Grinding Balls di Medan - dengan kantor pusat di Amerika.

Sayang sekali, 2 sales engineer ini sudah punya rate bagus. Meski bersedia di relokasi, rate ekspectasi mereka tidak ketemu dengan budget. 

Sepulang dari kantor  pak WW, malam harinya Nads sulungku menyampaikan bahwa tidak interesting untuk kerja di pak WW, dan memilih ngantor di kantor papanya di Pondok Indah.  Nads di minta mengelola satu business unit portal korporasi BUMN - yang mana modalnya di berikan salah satu partner bisnis papanya. 

OK. itu pilihan setelah mempertimbangkan mana yang cocok buat dia, ya wajib menghargai pilihan anak sulung.

Nah apa yang aku sebut kindnest di title judul di atas.  Di sebuah siang yg penuh dengan challenge dan opportunity bisnis namun tiba tiba bummmmm.... failed jatuh. ada sebaris text message seperti ini



Thanks God. Allah memberikan rezeki dari arah yang tak di sangka sangka.

Di syukuri, ada bos yang dulunya suka ngeselin karena moody an, demanding, dan penuh tekanan kalo nge push kerjaan, setelah berjalannya waktu tahu kesulitan anak buahnya yang tidak mudah menekuni bisnis jual beli properti, terketuk hatinya memberikan kompensasi jerih payah telepon dan nego kandidat sales engineer, meskipun tidak ketemu di harga.

Teruntuk mantan bos ku yang smart, easy learning, attractive dan pintar belajar hal baru, terima kasih atas kebaikan hatinya.

Semoga ke depan bisa lebih baik lagi kerjasama antara saya dan bapak. Sukses untuk bisnis bapak. Salam untuk istri dan anak anak bapak yang lucu imut dan sipit itu.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

METODE PENAMBANGAN BAWAH TANAH - UNDERGROUND

FRIENDSHIP CARING

Jakarta-Bangkok-Siem Reap